Membina Kesholehan Melejitkan Prestasi 03/05/16 ~ MH

MH


GURU PENGGERAK

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2022/02/laporan-hasil-aksi-nyata-modul-14.html

STRUKTUR SEKOLAH 2022

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2021/07/struktur-sekolah-tahun-20212022.html.

NOMOR ADUAN MASYARKAT

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2021/04/aduan-masyarakat-sapa-mh.html.

BERKISAH

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2016/04/batu.html.

GURU PENGGERAK

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2022/02/laporan-hasil-aksi-nyata-modul-14.html

Saturday 5 March 2016

Cara Menjauhkan Anak dari Televisi



Televisi merupakan salah satu barang yang hampir semua orang di Indonesia memilikinya. Bahkan, tak jarang pula keluarga yang menjadikan televisi sebagai aksesoris wajib dalam ruangannya entah itu di kamar, di ruang tamu, di ruang keluarga, atau di ruang makan. Peran televisi sangat krusial di tengah hidup berbangsa dan bernegara, terlebih dalam kehidupan anak. Televisi berdampak sangat serius kalau orang tua salah mengelola televisinya. Dampak buruk membuat mentalitas anak sangat buruk. Penelitian di Inggris menemukan, anak-anak yang menonton televisi lebih dari dua jam bersiko mengalami obesitas.
Menonton TV berlebihan juga ternyata berkaitan dengan tindak kekerasan, prestasi akademis yang menurun dan kurangnya waktu untuk bermain.

Ada beberapa langkah yang bisa ambil untuk menjauhkan anak dari televisi, seperti:
1. Tidak menyimpan televisi di kamar tidur anak. 

Hasil gambar untuk dampak televisiAnak-anak yang menonton TV di kamar tidur, cenderung sering menonton TV. Hal ini bisa jadi berujung pada prestasi di sekolah yang menurun. Kecuali jika kia sebagai orang tua mampu memantau waktu menonton televisi anak dan ada sekepakatan antara orang tua dan anak terkait jam nonton televisi. Pastikan anak tidak melanggar kesepakatan yang sudah dibuat, menonton televisi hanya pada jam yang ditentukan.
2. Selalu matikan televisi jika tidak ada yang menonton
Jika tidak ada yang menonton, pastikan selalu menekan tombol 'off' agar anak tidak terus menonton TV. Bisa juga dengan cara menjauhkan stopkontak dari jangkauan anak. Pasang stopkontak hingga anak tidak bisa meraih saat stopkontak dicabut. 
3. Jangan pernah membiarkan anak menonton TV sendiri. 
Anak-anak rentan menonton film yang bertemakan kekerasan dan seksual. Dampingi anak selalu saat menonton TV. Orang tua harus mampu memberikan penjelasan yang menginterpretasikan kembali adegan yang ada di dalam televisi, mengajak dialog dan berdiskusi agar melatih sikap kritis anak dalam menonton. 
4. Memberikan jam khusus untuk menonton televisi
Buat kesepakatan kapan dan berapa lama anak diperbolehkan menonton televisi.
5. Arahkan ke kegiatan lain
Kegiatan yang bisa dilakukan antara lain: membaca, olahraga atau mencoba papan permainan baru, daripada mengajak anak menonton televisi, sekalipun itu film anak untuk hiburan.
6. Jangan menonton televisi pada saat anak sedang belajar. 
Berikan contoh yang baik untuk anak kita.
Semoga bermanfaat.

Kisah Inspiratif dari CEO Google Sundar Pichai dan Kecoa


Kisah inspiratif dari CEO Geoogle ini memberikan pelajaran penting tentang pengembangan pribadi. Bagaimana seseorang menanggapi suatu masalah dalam dirinya. Setiap orang yang ada di dunia ini pasti mempunyai masalah, tapi tentu dengan kadar yang berbeda. 
CEO Google, Sundar Pichai mulai banyak dikenal orang setelah menjabat pimpinan tertinggi raksasa perusahaan Google. Pichai terlahir di Tamil Nadu, India pada tahun 1972. Pichai dikenal oleh karyawan Google sebagai seseorang yang selalu berhasil merealisasikan rencana menjadi kenyataan. Beberapa proyek dia yang sukses yakni browser Chrome dan Android

Sundar Pichai memang dikenal sebagai orang yang ramah, cerdas, dan pekerja keras. Ini nih, kisah Sundar Pichai dan kecoa yang notabene kata orang kecoa adalah hewan yang menjijikkan, termasuk saya juga takut kecoa...hehe.
Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang wanita.

Dia mulai berteriak ketakutan. Dengan wajah yang panik dan suara gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk menyingkirkan kecoa tersebut. Reaksinya menular, karena semua orang di kelompoknya juga menjadi panik. Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa tersebut pergi. Tapi, kecoa itu mendarat di pundak wanita lain dalam kelompok. Sekarang, giliran wanita lain dalam kelompok itu untuk melanjutkan drama. Pelayan bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka.

Dalam sesi saling lempar tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada pelayan. Pelayan berdiri kokoh, menenangkan diri dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya. Ketika dia cukup percaya diri, ia meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkan nya keluar dari restoran.

Menyeruput kopi dan menonton hiburan itu, antena pikiran saya mengambil beberapa pemikiran dan mulai bertanya-tanya, apakah kecoa yang bertanggung jawab untuk perilaku heboh mereka?

Jika demikian, maka mengapa pelayan tidak terganggu?

Dia menangani peristiwa tersebut dengan mendekati sempurna, tanpa kekacauan apapun.

So, para hadirin.. CEO dari India ini kemudian bertanya:

“Lalu apa yang bisa saya dapat dari kejadian tadi?”

Ia melanjutkan pidatonya..

“Dari tempat saya duduk, saya berpikir..

Kenapa 2 wanita karir itu panik, sementara wanita pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa?

Berarti jelas bukan karena kecoanya, tapi karena respon yang diberikan itulah yang menentukan. Ketidakmampuan kedua wanita karir dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat suasana cafe jadi kacau.

Kecoa memang menjijikkan.
Tapi ia akan tetap seperti itu selamanya.
Tak bisa kau ubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan.

Begitupun juga dengan masalah.

Sampai kapanpun semua itu tidak akan pernah menyenangkan.

Tapi bukan itu yang membuat semuanya kacau. Ketidakmampuan kita untuk menghadapi yang membuatnya demikian.”

Yang mengganggu wanita itu bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut.

Disitu saya menyadari bahwa, bukanlah teriakan ayah saya atau atasan saya atau istri saya yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh teriakan merekalah yang mengganggu 

Reaksi saya terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup saya, melebihi dari masalah itu sendiri.
Apa hikmah dibalik kisah inspiratif dari pidato ini?

Para wanita bereaksi, sedangkan pelayan merespon.

Reaksi selalu naluriah sedangkan respon selalu dipikirkan baik-baik.

Sebuah cara yang indah untuk memahami ………… HIDUP.

Orang BAHAGIA bukan karena semuanya berjalan dengan benar dalam Kehidupannya..

Dia BAHAGIA karena sikapnya dalam menanggapi segala sesuatu di kehidupannya Benar..!

Itulah kira-kira hikmah yang dapat diambil dari sebuah kisah inspiratif dari pidato CEO Google, Sundar Pichai.

"Masalah adalah sebuah masalah, respon kita lah yg akan menentukan bagaimana akhir dari sebuah masalah ....
Selamat belajar dari kecoa.