Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Odong-odong, sebutan untuk salah satu kendaraan angkut di daerah Baturaden. Kalau di tempat saya odong-odong adalah mainan balita, yang ketika naik maka akan ada musik yang mengiringi. Biasanya menggunakan baterai. Beda jauh dengan odong-odong yang satu ini. Salah satu hal yang menarik di acara lomba hari guru yang digelar JSIT Wilayah Jawa Tengah ini adalah odong-odong. Odong-odong ini digunakan untuk mengangkut peserta menuju lokasi lomba. Panitia memfasilitasi angkutan ini karena lokasi lomba yang berbeda-beda dengan jarak yang lumayan membuat kaki "gempor" jika ditempuh dengan jalan kaki dari tempat registrasi atau penginapan. Menurut saya ini usaha cerdas dari panitia. Selain hemat tenaga juga hemat waktu tentunya. Odong-odong ini menjadi salah satu idola para peserta lomba. Kebetulan, saya ikut lomba di ruang galery dan menginap di kamar F, antara kutub utara dan kutub selatan gitu deh. Beruntung ada odong-odong. Setiap menuju penginapan yang ditunggu adalah odong-odong. Mau makan yang ditunggu odong-odong. Betapa odong-odong ini sangat berjasa. Bisa dibayangkan sampai berapa puluh kali aja dalam sehari angkutan ini naik turun, dan mengantar ratusan peserta ke tempat yang diinginkan. Banyak kenangan saat naik odong-odong ini, mulai dari sopirnya yang lihai mengendarai. Tanpa lihat jalan, malah lihat kanan kiri, sambil bercanda renyah dengan penumpang, padahal jalan nanjak bak naik gunung. Saat naik pertama kali berasa dag dig dug sambil dalam hati berbisik kuat gak...kuat gak... eh... tenyata nih angkutan ajib juga, entah jalan naik atau turun sang sopir ngegas terus, demi pelayanan. Terimakasih pak sopir juga panitia atas fasilitas yang diberikan.
Pict: Didik Haryanto