Bapak/Ibu
guru di seluruh nusantara, salam sejahtera untuk kita semua.
Sebagai seorang guru
kita sering kali dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan atau kasus yang
ada di kelas maupun di sekolah.Tetapi kita belum memahami kasus tersebut berupa
bujukan moral atau dilema etika.Dan terkadang kita mengambil keputusan
berdasarkan kehendak kita tanpa melakukan pengujian keputusan.
Setelah mengambil suatu
keputusan, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri Anda sendiri
apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri
Anda, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, ‘Apakah ini
sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti
ini?’
Setelah mengikuti PGP angkatan 4 ini, saya mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan dalam pembelajaran. Banyak pengetahuan yang harus saya pelajari yang berkaitan dengan perbedaan bujukan moral dengan dilema etika. Dua istilah ini terkadang masih membuat saya bingung dan ragu apakah kasus yang saya hadapi masuk ke bujukan moral atau dilema etika. Karena secara sekilas sulit untuk dibedakan,butuh pengujian pengambilan keputusan dengan penerapan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan yang harus dilakukan.
A. Perbedaan Bujukan Moral dan Dilema Etika
Dalam pengambilan
keputusan ada dua hal yang terjadi yaitu bujukan moral dan dilema
etika. Apakah perbedaan keduanya?
Bujukan moral atau benar
vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada
situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan.
Dilema etika atau benar
vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada
situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.
B. Empat Paradigma dalam Pengambilan Keputusan
Dari pengalaman kita
bekerja pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika
adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita
menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang
bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan,
persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.
Secara umum ada pola,
model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa
dikategorikan seperti di bawah ini.
1. Individu lawan
masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa
kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan
kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan
jangka panjang (short term vs long term)
C.
Tiga Prinsip dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan sebuah
keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang
seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang
harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip
tersebut yaitu.
1. Berpikir Berbasis Hasil
Akhir (Ends-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care-Based Thinking)
D.
Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan
Sebagai seorang pemimpin
pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah
keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk
mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
pengambilan keputusan secara etis.
Di bawah ini adalah 9
langkah yang telah disusun untuk memandu Anda dalam mengambil dan menguji
keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa
nilai-nilai yang bertentangan.
1. Mengenali bahwa ada
nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
2. Menentukan siapa yang
terlibat dalam situasi ini.
3. Kumpulkan fakta-fakta
yang relevan dengan situasi ini.
4. Pengujian benar atau
salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan
uji panutan/idola.
5. Pengujian Paradigma
Benar lawan Benar.
6. Melakukan Prinsip
Resolusi.
7. Investigasi Opsi
Trilema.
8. Buat Keputusan.
9. Lihat lagi Keputusan dan
Refleksikan.
Adapun cara yang akan saya lakukan dalam mentransfer dan membagikan pengetahuan yang saya dapatkan dalam Program Guru Penggerak angkatan 4 ini adalah dengan belajar dan berbagi.
Selain belajar untuk
peningkatan kompetensi diri sendiri, saya juga melakukan sesi sharing atau
berbagi apa yang sudah saya dapatkan baik kepada rekan-rekan guru di sekolah
dan juga rekan-rekan guru di seluruh nusantara. Karena bagi saya dengan berbagi
maka ilmu yang akan kita miliki akan semakin berkembang dan bertambah. Cara berbagi
yang dilakukan antara lain:
1. Mensosialisasikan
materi-materi Program Guru Penggerak yang telah didapatkan melalui komunitas
praktisi SDIT Mutiara Hati yang sudah dibentuk dan juga melalui
rapat dewan guru SDIT Mutiara Hati.
2. Mensosialasisasikan
kepada rekan guru lain dalam lingkup kegiatan Kerja Kelompok Guru (KKG) yang
ada di Dabin 1 Gugus Ki Hadjar Dewantara Kecamatan Ngargoyoso Kab. Karanganyar.
3. Mensosialisasikan
materi-materi Program Guru Penggerak melalui tulisan-tulisan di blog https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com
4. Mensosialisasikan
materi-materi Program Guru Penggerak melalui video yang diupload ke channel
youtube pribadi yaitu Husna Khayla TV (https://www.youtube.com/channel/UCHNVNlKOfXQtk_LfYsJzt_w)
5. Berbagi pengetahuan
tentang pengambilan keputusan melalui media sosial seperti Whatsapp dan
facebook.
Langkah-langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran adalah sebagai berikut:
Setelah mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran, maka kedepannya ketika saya dihadapkan dalam
suatu situasi atau suatu permasalahan, maka langkah-langkah yang akan saya
lakukan untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah:
1. Langkah Pertama, saya terlebih dahulu akan
menganalisis dan menentukan apakah masalah yang saya hadapi termasuk ke dalam
dilema etika atau bujukan moral
2. Langkah Kedua adalah menentukan paradigma apa
yang ada pada permasalah tersebut. Secara umum ada pola, model, atau paradigma
yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan sebagai berikut
yaitu Individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa
keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan
(truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long
term).
3. Langkah Ketiga, saya akan menentukan prinsip yang
akan digunakan dalam pengambilan keputusan,. Prinsip-prinsip yang dimaksud
yaitu prinsip berfikir berbasis hasil (Ends-Based Thinking),
prinsip berfikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking) dan
prinsip berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking)
4. Langkah selanjutnya adalah saya akan menguji
keputusan yang saya ambil melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai-nilai yang
bertentangan pada permasalahan yang sedang di hadapi
2. Menentukan siapa saja yang
terlibat dalam situasi tersebut
3. Menentukan fakta-fakta yang
relevan dalam situasi tersebut
4. Melakukan uji benar vs
salah dalam situasi tersebut.
- Melakukan Uji Legal yaitu menentukan
apakah ada aspek pelanggaran hukum
- Melakukan Uji Regulasi yaitu menentukan apakah ada
pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut.
- Melakukan Uji Intuisi yaitu menentukan apakah ada
yang salah dalam situasi tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi
- Melakukan uji publikasi yaitu menguji persaan bila
keputusan yang diambil dipublikasikan di halaman depan Koran
- Melakukan uji panutan/ idola yaitu
menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh
panutan/idola dalam situasi tersebut
5. Menentukan paradigma yang
terjadi pada kasus yang dihadapi
6. Menentukan prinsip yang akan
digunakan
7. Menentukan penyelesaian yang
kreatif untuk menyelesaikan masalah tersebut (Investigasi Opsi Trilemma)
8. Menentukan keputusan yang akan
diambil.
9. Melihat kembali keputusan yang
diambil dan merefleksikannya
Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.
Kapan saya akan memulai
menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan tidak dapat dipastikan apakah
hari ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau hari apa.
Langkah-langkah pengambilan keputusan ini akan saya terapkan ketika saya
dihadapkan pada situasi dilema etika yang memerlukan pengambilan keputusan
terbaik yang dapat menguntungkan semua pihak. Jika hari ini mengalami dilema
etika maka hari ini saya akan menerapkan langkah-langkah tersebut, jika besok
mengalami dilema etika maka besok akan diterapkan langkah-langkah tersebut, dan
seterusnya. Harapan saya tentunya ketika saya dihadapkan pada situasi dilema
etika saya dapat melakukan pengambilan keputusan dengan memperhatikan 4
paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.
Dalam mengambil sebuah
keputusan tidak hanya kita lakukan sendiri saja tentu perlu masukan-masukan
dari rekan yang bisa kita ajak berdiskusi dan berbagi sehingga kita mengetahui
apakah keputusan yang telah kita ambil ini sudah tepat dan efektif atau belum.
Menurut saya orang-orang yang bisa saya jadikan teman diskusi/pendamping dalam
menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah
rekan-rekan sejawat di sekolah, kepala sekolah, orang tua siswa, siswa, komite
sekolah, atau bisa juga pengawas sekolah.
Demikian pemaparan saya
terkait dengan kegiatan tugas modul 3.1.a.7 tentang Demonstrasi Kontekstual
modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang saya tuangkan
dalam blog ini.