Membina Kesholehan Melejitkan Prestasi 2022 ~ MH

MH


GURU PENGGERAK

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2022/02/laporan-hasil-aksi-nyata-modul-14.html

STRUKTUR SEKOLAH 2022

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2021/07/struktur-sekolah-tahun-20212022.html.

NOMOR ADUAN MASYARKAT

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2021/04/aduan-masyarakat-sapa-mh.html.

BERKISAH

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2016/04/batu.html.

GURU PENGGERAK

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2022/02/laporan-hasil-aksi-nyata-modul-14.html

Thursday 15 December 2022

OUTING CLASS SISWA DAN SISWI SDIT MUTIARA HATI KE UMKM NGARGOYOSO

Dalam rangka mengisi kegiatan setelah selesai ujian penilaian akhir semester, SDIT Mutiara Hati Ngargoyoso mengadakan acara Outing Class yakni siswa dan siswi diajak untuk pergi belajar di luar kelas, atau belajar langsung pada sumber yang telah di tentukan. Dalam kesempatan kali ini SDIT Mutiara Hati Ngargoyoso membagi Outing Class untuk siswa dan siswi ke UMKM di sekitar Ngargoyoso. Dalam kegiatan kunjungan ke UMKM di bagi menjadi dua tempat pertama di UMKM ALZ Snack bertempat di Tanen, Kemuning dan ke UMKM Annisa Gethuk bertempat di Puton, Girimulyo yang berada di daerah Kecamatan Ngargoyoso.

Outing Class UMKM lokasi pertama di ALZ Snack terlaksana pada hari Selasa, 13 Desember 2022. Dengan didampingi oleh wali kelas dan staf SDIT Mutiara Hati siswa dan siswi berangkat pukul 09.00 WIB langsung menuju rumah produksi. Disana siswa dan siswi  langsung diajak untuk belajar membuat keripik jamur. Diawali dengan menyuwiri jamur menjadi ukuran yang lebih kecil, kemudian dibalur tepung dan setelah itu di goreng hingga matang dan kering. Dalam kegiatan tersebut setiap anak di wajibkan untuk membawa uang sebesar Rp 20.000 untuk biaya masuk ke rumah produksi ALZ Snack. Kegiatan Outing Class ke ALZ Snack ini tentunya tak hanya menambah wawasan dan pengetahuan anak dalam bidang wirausaha tetapi juga menambah pengetahuan anak mengenai bagaimana proses pembuatan berbagai snack terutama pembuatan keripik jamur. Kegiatan ini di harapkan dapat menumbuhkan jiwa berwirausaha dan meningkatkan kreatifitas anak dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

Outing Class lokasi kedua  terlaksana di Anisa Gethuk pada  hari Rabu 14 Desember 2022. Di hari kedua ini siswa dan siswi tidak jauh berbeda, mereka juga belajar berwirausaha di rumah produksi olahan makanan yang berbahan dasar  dari singkong yaitu gethuk.  Siswa dan siswi belajar mengenai bagaimana proses pembuatan olehan gethuk dengan berbagai varian rasa.  Siswa dan siswi di libatkan dalam setiap tahap pembuatan gethuk dan di akhir mereka dapat menikmati hasil olahan gethul mereka sendiri.

Di harapkan dengan dilaksanakannya kegiatan outing class ini siswa siswi SDIT Mutiara Hati dapat menambah wawasan dalam berwirausaha serta dapat memunculkan semangat baru dalam proses pembelajaran. 

Wednesday 19 October 2022

KREASI SEDOTAN KURANGI SAMPAH PLASTIK

 

Dalam rangka mengisi jeda tangah semester genap, anak kelas kelas I – IV diajak untuk membuat karya dari sedotan. Anak-anak diajarkan untuk membuat kreasi bunga dari sedotan oleh wali kelas masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengasah kreativitas anak dan juga mengajak anak memanfaatkan bahan bekas di sekitar.

Anak-anak kelas I – IV membawa perlengkapan berupa gunting, sedotan ukuran besar dan kecil, lem tembak dan alatnya, kunci pintu, botol air mineral bekas, dan stik es krim. Sedotan dan kunci pintu digunakan untuk membuat bunga dan daun. Sedangkan botol air dan stik es krim digunakan untuk membuat vas bunga.

Langkah pertama membuat bunga dari sedotan adalah memotong sedotan besar sesuai ukuran bunga yang dinginkan. Bentuk sedotan tersebut menyerupai kelopak bunga. Kemudian serut menggunakan kunci pintu. Buat beberapa kelopak dengan teknik yang sama. Untuk puti bunga, gunting sedotan kecil sesuai ukuran yang diinginkan, lalu gunting kecil-kecil pada salah satu ujungnya. Satukan putik dengan sdotan kecil sebagia batang. Kemudian, satukan kelopak-kelopak yang telah dibuat pada batang menggunakan lem tembak.

Untuk membuat vas bunga, potong botol air mineral bekas sesuai tinggi stik es krim. Rekatkan stik es krim mengelilingi botol  air mineral menggunakan lem tembak. Susunlah bunga yang telah dibuat pada vas bunga sesuai keinginan.

Thursday 22 September 2022

OUTING CLASS SDIT MUTIARA HATI KE LAWU FRESH



Untuk mengisi jeda tengah semester gasal, SDIT Mutiara Hati melakukan kegiatan
outing class di Lawu Fresh, Ngargoyoso pada hari Kamis, 22 September 2022.Kegiatan tersebut terbagi menjadi 2 kelompok, untuk kelas atas dan kelas bawah. Kegiatan untuk kelas atas yaitu membatik dan outbond. Kegiatan membatik ini bekerja sama dengan Batik Tulis RizkiRidho dari Girilayu, Matesih. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan seni batik kepada anak-anak. Selain itu, anak-anak juga diajak untuk belajar membatik menggunakan canting. Anak-anak mencanting pada selembar kain yang sudah digambari pola. Hal ini dilakukan agar anak-anak ikut melestarikan seni batik tulis. Setelah membatik, anak-anak diajak untuk outbond di sekitar lokasi. Anak-anak berlatih menjaga kekompakan dan juga merefresh pikiran melalui berbagai games dalam outbond.

Kegiatan kelas bawah yaitu mewarnai dan berenang. Kegiatan mewarnai menggunakan media krayon dipandu oleh ust. Ardyan. Anak-anak diajarkan teknik gradasi warna, teknik pencampuran warna dan teknik mewarnai dengan krayon yang benar. Setelah mewarnai, anak-anak diajak untuk berenang di sekitar lokasi. Anak-anak berenang di bawah pengawasan ustadz/ah. Hal ini bertujuan untuk merefresh pikiran anak-anak sebelum siap kembali ke rutinitas belajar.



Thursday 18 August 2022

Buku Logbook.Buku Harian Gudep putri SDIT Mutiara Hati

 



Mengacu pada Portofolio Akreditasi Gudep, bahwa Standar Administrasi Gudep adalah:

  1. Papan Nama Gugusdepan
  2. Papan Struktur Organisasi Gugusdepan
  3. Buku Registrasi Peserta Didik
  4. Buku Presensi
  5. Buku Daftar Anggota
  6. Log Book
  7. Buku Inventari Satuan 
  8. Buku Iuran 
  9. Buku Administrasi Dana dan Keuangan Satuan 
  10. Buku Registrasi Pembina dan Anggota Mabi
  11. Catatan Notulen Rapat
  12. Formulir Pelaksanaan Kegiatan 
  13. Buku Agenda 
  14. Buku Verbal 
  15. Buku Ekspedisi Surat
  16. Buku Acara Kegiatan 
  17. Program Kegiatan 
  18. Buku Laporan Keuangan Bulanan 
  19. Buku Catatan Pelaksanaan Pelatihan
  20. Buku Catatan Pribadi setiap Pramuka
  21. Buletin Gudep 
  22. Mengirim Laporan Gudep ke Kwarran atau Kwarcab

 

Bendera Gudep putri SDIT Mutiara Hati

 


Mengacu pada Portofolio Akreditasi Gudep, bahwa Standar Administrasi Gudep adalah:

  1. Papan Nama Gugusdepan
  2. Papan Struktur Organisasi Gugusdepan
  3. Buku Registrasi Peserta Didik
  4. Buku Presensi
  5. Buku Daftar Anggota
  6. Log Book
  7. Buku Inventari Satuan 
  8. Buku Iuran 
  9. Buku Administrasi Dana dan Keuangan Satuan 
  10. Buku Registrasi Pembina dan Anggota Mabi
  11. Catatan Notulen Rapat
  12. Formulir Pelaksanaan Kegiatan 
  13. Buku Agenda 
  14. Buku Verbal 
  15. Buku Ekspedisi Surat
  16. Buku Acara Kegiatan 
  17. Program Kegiatan 
  18. Buku Laporan Keuangan Bulanan 
  19. Buku Catatan Pelaksanaan Pelatihan
  20. Buku Catatan Pribadi setiap Pramuka
  21. Buletin Gudep 
  22. Mengirim Laporan Gudep ke Kwarran atau Kwarcab

 

Struktur organisasi Gudep putri SDIT Mutiara Hati

 


Mengacu pada Portofolio Akreditasi Gudep, bahwa Standar Administrasi Gudep adalah:

  1. Papan Nama Gugusdepan
  2. Papan Struktur Organisasi Gugusdepan
  3. Buku Registrasi Peserta Didik
  4. Buku Presensi
  5. Buku Daftar Anggota
  6. Log Book
  7. Buku Inventari Satuan 
  8. Buku Iuran 
  9. Buku Administrasi Dana dan Keuangan Satuan 
  10. Buku Registrasi Pembina dan Anggota Mabi
  11. Catatan Notulen Rapat
  12. Formulir Pelaksanaan Kegiatan 
  13. Buku Agenda 
  14. Buku Verbal 
  15. Buku Ekspedisi Surat
  16. Buku Acara Kegiatan 
  17. Program Kegiatan 
  18. Buku Laporan Keuangan Bulanan 
  19. Buku Catatan Pelaksanaan Pelatihan
  20. Buku Catatan Pribadi setiap Pramuka
  21. Buletin Gudep 
  22. Mengirim Laporan Gudep ke Kwarran atau Kwarcab

 

Papan nama Gudep putri SDIT Mutiara Hati



 Mengacu pada Portofolio Akreditasi Gudep, bahwa Standar Administrasi Gudep adalah:

  1. Papan Nama Gugusdepan
  2. Papan Struktur Organisasi Gugusdepan
  3. Buku Registrasi Peserta Didik
  4. Buku Presensi
  5. Buku Daftar Anggota
  6. Log Book
  7. Buku Inventari Satuan 
  8. Buku Iuran 
  9. Buku Administrasi Dana dan Keuangan Satuan 
  10. Buku Registrasi Pembina dan Anggota Mabi
  11. Catatan Notulen Rapat
  12. Formulir Pelaksanaan Kegiatan 
  13. Buku Agenda 
  14. Buku Verbal 
  15. Buku Ekspedisi Surat
  16. Buku Acara Kegiatan 
  17. Program Kegiatan 
  18. Buku Laporan Keuangan Bulanan 
  19. Buku Catatan Pelaksanaan Pelatihan
  20. Buku Catatan Pribadi setiap Pramuka
  21. Buletin Gudep 
  22. Mengirim Laporan Gudep ke Kwarran atau Kwarcab

 

Tuesday 12 July 2022

AKSI NYATA MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

Disusun Oleh:

LASTRI, S.Pd.

CGP Angkatan 4 Kabupaten Karanganyar


Nama Program

Nandur Bareng “Go Green”

 

Fact (Peristiwa)

Tujuan Program

Program ini bertujuan membiasakan murid untuk mencintai dan memelihara lingkungan sekolah supaya tetap hijau , rapi , bersih dan indah. Sebagai motivasi bagi sekolah untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian tentang pengelolaan sekolah yang sehat dan pembiasaan sikap peduli lingkungan kepada semua warga sekolah.

 

Latar Belakang

Kerusakan lingkungan sekolah cenderung meningkat, akibat bertambahnya warga sekolah dan upaya-upaya pemanfaatan sumber daya alam tanpa disertai upaya pelestarian fungsi lingkungan. Akhirnya terjadi ketidak seimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan manusia terutama dalam hal pengelolaan sumber daya alam/lingkungan .

Program Nandur Bareng “Go Green” ini merupakan program yang akan mendorong murid untuk sadar akan lingkungan sekitar, mengajarkan murid mengimplementasikan kepemimpinan secara kontekstual.

Karakteristik lingkungan pendukung tumbuhnya kepemimpinan murid yang dikembangkan adalah menciptakan berbagai kesempatan agar murid terbiasa menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi positif; mengembangkan keterampilan murid untuk berinteraksi sosial secara positif, arif, dan bijaksana; serta menyediakan lingkungan belajar agar murid dapat mendalami keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non akademik.

Dengan adanya program ini, diharapkan sekolah memiliki green house sebagai sarana untuk melengkapi sekolah menjadi sekolah adiwiyata.

Aksi nyata ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali kebiasaan anak untuk mencintai dan memelihara lingkungan sekolah agar tetap hijau, rapi, bersih, dan indah. Sekolah kami termasuk sekolah adiwiyata namun dalam beberapa waktu green house di sekolah tidak berkembang sehingga dengan adanya program ini sekolah akan kembali memiliki green house yang memiliki beragam jenis tanaman sesuai dengan tanaman yang ingin di tanam murid.

Hasil Aksi Nyata Dari Program

Program Nandur Bareng “Go Green” menargetkan kegiatan menanam di lingkungan sekitar sekolah dengan melibatkan semua warga sekolah terutama murid kelas 1 s.d. kelas 6. Murid diberi kebebasan membawa tanaman yang akan mereka tanam beserta media tanam yang akan digunakan. Aset manusia yang ada di sekolah akan berkolaborasi dengan baik untuk mendukung suksesnya program ini dengan memanfaatkan halaman sekolah sebagai lingkungan abiotik untuk membuat sekolah supaya tetap hijau, rapi, bersih dan indah. Dengan tuntunan dari guru, murid akan berlatih untuk mengeluarkan menentukan pilihan sendiri tanaman dan media tanam apa yang akan digunakan dan mereka akan merasa bertanggung jawab terhadap sekolah.

Setelah proses nandur bareng, murid merapikan tanaman di green house dan masing-masing kelas diberi kesempatan untuk merawat tanaman yang ada.

 

Feelings (Perasaan)

Saya merasa sangat senang saat melaksanakan program ini karena ini merupakan salah satu impian saya terhadap sekolah. Saya dapat mengaktifkan kembali kebiasaan anak untuk peduli terhadap lingkungan sekolah dan menciptakan sekolah menuju sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Antusiasme murid dalam mengikuti program ini menjadi sebuah kebahagiaan bagi saya.

 

Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang saya peroleh pada saat melaksanakan program ini adalah saya lebih memahami bagaimana menerapkan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid. Saya beri kebebasan kepada murid untuk melaksanakan apa yang mereka inginkan pada saat menanam. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi saya, karena biasanya kegiatan ditentukan oleh guru. Dengan proses yang saya lakukan menjadikan murid lebih bersemangat saat mengikuti kegiatan.

Kegiatan ini melibatkan warga sekolah. Evaluasi dan refleksi program ini akan melibatkan semua warga sekolah (kepala sekolah, guru, tenaga pendidik, murid, orang tua). Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pertanggungjawaban kepada kepala sekolah dan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.


Future (Penerapan)

Evaluasi dan refleksi program ini akan melibatkan semua warga sekolah (kepala sekolah, guru, tenaga pendidik, murid, orang tua). Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pertanggungjawaban kepada kepala sekolah dan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya. Warga sekolah yang terlibat senantiasa meningkatkan kolaborasi sehingga kedepannya kegiatan berjalan lebih baik lagi. Program Nandur Bareng “Go Green” merupakan kegiatan intrakurikuler sehingga dilaksanakan sesuai dengan keadaan kelas.

Dokumentasi Aksi Nyata

Koordinasi dengan wali kelas/survey kepedulian lingkungan


Koordinasi dengan kepala sekolah tentang rencana program

Sosialisasi dengan orang tua melalui flyer yang di share melalui media sosial



Dialog dengan murid

Pelaksanaan NANDUR BARENG "GO GREEN"














Pemeliharaan tanaman

Refleksi dan evaluasi program bersama guru










Thursday 7 July 2022

Wednesday 27 April 2022

Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Dalam tulisan ini perkenankan saya membahas tentang Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 terkait Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam koneksi antar materi ini terdapat 10 pertanyaan yang akan saya bahas satu persatu.

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal.

Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.

Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi sosial emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.

3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan melihat opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Pendamping (pengajar Praktik) dan fasilitator memberikan saya wawasan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching, membuat saya menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan yang saya kehendaki dan membantu saya menerapkan coaching pada teman sebaya dalam mengambil keputusannya sendiri berdasarkan langkah TIRTA

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas pendidik dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik.

Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Tapi setidaknya pengambilan keputusan yang dilakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid dan tetap memegang teguh nilai-nilai kebajikan universal

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Jawaban saya iya, kesulitan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun, tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan bersama, dan keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pengambilan keputusan yang kita ambil memberikan kebebasan pada murid untuk mengambil keputusan dengan tetap dalam tuntunan kita sebagai pendidik. Keputusan yang diambil harus memenuhi nilai kebajkan universal dan dapat dipertanggungjawabkan.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

  • Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.
  • Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan melihat opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.
  • Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
  • Diperlukan kompetensi kesadaran diri (sel awarness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awarness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan
  • Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
  • Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

Demikian koneksi antar materi modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, semoga bermanfaat.

 

Saturday 23 April 2022

Modul 3.1.a.7 Demonstrasi Kontekstual: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Bapak/Ibu guru di seluruh nusantara, salam sejahtera untuk kita semua. 

Sebagai seorang guru kita sering kali dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan atau kasus yang ada di kelas maupun di sekolah.Tetapi kita belum memahami kasus tersebut berupa bujukan moral atau dilema etika.Dan terkadang kita mengambil keputusan berdasarkan kehendak kita tanpa melakukan pengujian keputusan.

Setelah mengambil suatu keputusan, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri Anda sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti ini?’

Setelah mengikuti PGP angkatan 4 ini, saya mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan dalam pembelajaran. Banyak pengetahuan yang harus saya pelajari yang berkaitan dengan perbedaan bujukan moral dengan dilema etika. Dua istilah ini terkadang masih membuat saya bingung dan ragu apakah kasus yang saya hadapi masuk ke bujukan moral atau dilema etika. Karena secara sekilas sulit untuk dibedakan,butuh pengujian pengambilan keputusan dengan penerapan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan yang harus dilakukan.

 

A. Perbedaan Bujukan Moral dan Dilema Etika

Dalam pengambilan keputusan ada dua hal yang terjadi yaitu bujukan moral dan dilema etika. Apakah perbedaan keduanya?

Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan. 

Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.

B. Empat Paradigma dalam Pengambilan Keputusan

Dari pengalaman kita bekerja pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. 

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini.

1.     Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2.     Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3.     Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4.     Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

C. Tiga Prinsip dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan sebuah keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut yaitu. 

1.     Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2.     Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3.     Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

D. Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.

Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu Anda dalam mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.

1.     Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2.     Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3.     Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4.     Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.

5.     Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

6.     Melakukan Prinsip Resolusi.

7.     Investigasi Opsi Trilema.

8.     Buat Keputusan.

9.     Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. 

Adapun cara yang akan saya lakukan dalam mentransfer dan membagikan pengetahuan yang saya dapatkan dalam Program Guru Penggerak angkatan 4 ini adalah dengan belajar dan berbagi.  

Selain belajar untuk peningkatan kompetensi diri sendiri, saya juga melakukan sesi sharing atau berbagi apa yang sudah saya dapatkan baik kepada rekan-rekan guru di sekolah dan juga rekan-rekan guru di seluruh nusantara. Karena bagi saya dengan berbagi maka ilmu yang akan kita miliki akan semakin berkembang dan bertambah. Cara berbagi yang dilakukan antara lain:

1.     Mensosialisasikan materi-materi Program Guru Penggerak yang telah didapatkan melalui komunitas praktisi  SDIT Mutiara Hati  yang sudah dibentuk dan juga melalui rapat dewan guru SDIT Mutiara Hati.

2.     Mensosialasisasikan kepada rekan guru lain dalam lingkup kegiatan Kerja Kelompok Guru (KKG) yang ada di Dabin 1 Gugus Ki Hadjar Dewantara Kecamatan Ngargoyoso Kab. Karanganyar.

3.     Mensosialisasikan materi-materi Program Guru Penggerak melalui tulisan-tulisan di blog  https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com

4.     Mensosialisasikan materi-materi Program Guru Penggerak melalui video yang diupload ke channel youtube pribadi yaitu Husna Khayla TV (https://www.youtube.com/channel/UCHNVNlKOfXQtk_LfYsJzt_w)

5.     Berbagi pengetahuan tentang pengambilan keputusan melalui media sosial seperti Whatsapp dan facebook.

Langkah-langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran adalah sebagai berikut:

Setelah mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, maka kedepannya ketika saya dihadapkan dalam suatu situasi atau suatu permasalahan, maka langkah-langkah yang akan saya lakukan untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah:

1. Langkah Pertama, saya terlebih dahulu akan menganalisis dan menentukan apakah masalah yang saya hadapi termasuk ke dalam dilema etika atau bujukan moral

2. Langkah Kedua adalah menentukan paradigma apa yang ada pada permasalah tersebut. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan sebagai berikut yaitu  Individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

3. Langkah Ketiga, saya akan menentukan prinsip yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan,. Prinsip-prinsip yang dimaksud yaitu prinsip berfikir berbasis hasil (Ends-Based Thinking), prinsip berfikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking) dan prinsip berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking)  

4. Langkah selanjutnya adalah saya akan menguji keputusan yang saya ambil melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1.     Menentukan nilai-nilai yang bertentangan pada permasalahan yang sedang di hadapi

2.     Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi tersebut

3.     Menentukan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut

4.     Melakukan uji benar  vs salah dalam situasi tersebut.

  • Melakukan Uji Legal yaitu menentukan apakah ada aspek pelanggaran hukum
  • Melakukan Uji Regulasi yaitu menentukan apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut.
  • Melakukan Uji Intuisi yaitu menentukan apakah ada yang salah dalam situasi tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi
  • Melakukan uji publikasi yaitu menguji persaan bila keputusan yang diambil dipublikasikan di halaman depan Koran
  • Melakukan uji panutan/ idola yaitu menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola  dalam situasi tersebut

5.     Menentukan paradigma yang terjadi pada kasus  yang dihadapi

6.     Menentukan prinsip yang akan digunakan

7.     Menentukan penyelesaian yang kreatif untuk menyelesaikan masalah tersebut (Investigasi Opsi Trilemma)

8.     Menentukan keputusan yang akan diambil.

9.     Melihat kembali keputusan yang diambil dan merefleksikannya

Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Kapan saya akan memulai menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan tidak dapat dipastikan apakah hari ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau hari apa. Langkah-langkah pengambilan keputusan ini akan saya terapkan ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika yang memerlukan pengambilan keputusan terbaik yang dapat menguntungkan semua pihak. Jika hari ini mengalami dilema etika maka hari ini saya akan menerapkan langkah-langkah tersebut, jika besok mengalami dilema etika maka besok akan diterapkan langkah-langkah tersebut, dan seterusnya. Harapan saya tentunya ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika saya dapat melakukan pengambilan keputusan dengan memperhatikan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Dalam mengambil sebuah keputusan tidak hanya kita lakukan sendiri saja tentu perlu masukan-masukan dari rekan yang bisa kita ajak berdiskusi dan berbagi sehingga kita mengetahui apakah keputusan yang telah kita ambil ini sudah tepat dan efektif atau belum. Menurut saya orang-orang yang bisa saya jadikan teman diskusi/pendamping dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah rekan-rekan sejawat di sekolah, kepala sekolah, orang tua siswa, siswa, komite sekolah, atau bisa juga pengawas sekolah. 

Demikian pemaparan saya terkait dengan kegiatan tugas modul 3.1.a.7 tentang Demonstrasi Kontekstual modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang saya tuangkan dalam blog ini.