Membina Kesholehan Melejitkan Prestasi April 2022 ~ MH

MH


GURU PENGGERAK

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2022/02/laporan-hasil-aksi-nyata-modul-14.html

STRUKTUR SEKOLAH 2022

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2021/07/struktur-sekolah-tahun-20212022.html.

NOMOR ADUAN MASYARKAT

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2021/04/aduan-masyarakat-sapa-mh.html.

BERKISAH

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2016/04/batu.html.

GURU PENGGERAK

https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com/2022/02/laporan-hasil-aksi-nyata-modul-14.html

Wednesday, 27 April 2022

Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Dalam tulisan ini perkenankan saya membahas tentang Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 terkait Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam koneksi antar materi ini terdapat 10 pertanyaan yang akan saya bahas satu persatu.

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal.

Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.

Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi sosial emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.

3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan melihat opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Pendamping (pengajar Praktik) dan fasilitator memberikan saya wawasan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching, membuat saya menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan yang saya kehendaki dan membantu saya menerapkan coaching pada teman sebaya dalam mengambil keputusannya sendiri berdasarkan langkah TIRTA

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas pendidik dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik.

Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Tapi setidaknya pengambilan keputusan yang dilakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid dan tetap memegang teguh nilai-nilai kebajikan universal

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Jawaban saya iya, kesulitan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun, tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan bersama, dan keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pengambilan keputusan yang kita ambil memberikan kebebasan pada murid untuk mengambil keputusan dengan tetap dalam tuntunan kita sebagai pendidik. Keputusan yang diambil harus memenuhi nilai kebajkan universal dan dapat dipertanggungjawabkan.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

  • Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.
  • Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan melihat opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.
  • Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
  • Diperlukan kompetensi kesadaran diri (sel awarness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awarness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan
  • Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
  • Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

Demikian koneksi antar materi modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, semoga bermanfaat.

 

Saturday, 23 April 2022

Modul 3.1.a.7 Demonstrasi Kontekstual: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Bapak/Ibu guru di seluruh nusantara, salam sejahtera untuk kita semua. 

Sebagai seorang guru kita sering kali dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan atau kasus yang ada di kelas maupun di sekolah.Tetapi kita belum memahami kasus tersebut berupa bujukan moral atau dilema etika.Dan terkadang kita mengambil keputusan berdasarkan kehendak kita tanpa melakukan pengujian keputusan.

Setelah mengambil suatu keputusan, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri Anda sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti ini?’

Setelah mengikuti PGP angkatan 4 ini, saya mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan dalam pembelajaran. Banyak pengetahuan yang harus saya pelajari yang berkaitan dengan perbedaan bujukan moral dengan dilema etika. Dua istilah ini terkadang masih membuat saya bingung dan ragu apakah kasus yang saya hadapi masuk ke bujukan moral atau dilema etika. Karena secara sekilas sulit untuk dibedakan,butuh pengujian pengambilan keputusan dengan penerapan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan yang harus dilakukan.

 

A. Perbedaan Bujukan Moral dan Dilema Etika

Dalam pengambilan keputusan ada dua hal yang terjadi yaitu bujukan moral dan dilema etika. Apakah perbedaan keduanya?

Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan. 

Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.

B. Empat Paradigma dalam Pengambilan Keputusan

Dari pengalaman kita bekerja pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. 

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini.

1.     Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2.     Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3.     Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4.     Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

C. Tiga Prinsip dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan sebuah keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut yaitu. 

1.     Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2.     Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3.     Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

D. Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.

Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu Anda dalam mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.

1.     Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2.     Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3.     Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4.     Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.

5.     Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

6.     Melakukan Prinsip Resolusi.

7.     Investigasi Opsi Trilema.

8.     Buat Keputusan.

9.     Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. 

Adapun cara yang akan saya lakukan dalam mentransfer dan membagikan pengetahuan yang saya dapatkan dalam Program Guru Penggerak angkatan 4 ini adalah dengan belajar dan berbagi.  

Selain belajar untuk peningkatan kompetensi diri sendiri, saya juga melakukan sesi sharing atau berbagi apa yang sudah saya dapatkan baik kepada rekan-rekan guru di sekolah dan juga rekan-rekan guru di seluruh nusantara. Karena bagi saya dengan berbagi maka ilmu yang akan kita miliki akan semakin berkembang dan bertambah. Cara berbagi yang dilakukan antara lain:

1.     Mensosialisasikan materi-materi Program Guru Penggerak yang telah didapatkan melalui komunitas praktisi  SDIT Mutiara Hati  yang sudah dibentuk dan juga melalui rapat dewan guru SDIT Mutiara Hati.

2.     Mensosialasisasikan kepada rekan guru lain dalam lingkup kegiatan Kerja Kelompok Guru (KKG) yang ada di Dabin 1 Gugus Ki Hadjar Dewantara Kecamatan Ngargoyoso Kab. Karanganyar.

3.     Mensosialisasikan materi-materi Program Guru Penggerak melalui tulisan-tulisan di blog  https://sditmutiarahatingargoyoso.blogspot.com

4.     Mensosialisasikan materi-materi Program Guru Penggerak melalui video yang diupload ke channel youtube pribadi yaitu Husna Khayla TV (https://www.youtube.com/channel/UCHNVNlKOfXQtk_LfYsJzt_w)

5.     Berbagi pengetahuan tentang pengambilan keputusan melalui media sosial seperti Whatsapp dan facebook.

Langkah-langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran adalah sebagai berikut:

Setelah mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, maka kedepannya ketika saya dihadapkan dalam suatu situasi atau suatu permasalahan, maka langkah-langkah yang akan saya lakukan untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah:

1. Langkah Pertama, saya terlebih dahulu akan menganalisis dan menentukan apakah masalah yang saya hadapi termasuk ke dalam dilema etika atau bujukan moral

2. Langkah Kedua adalah menentukan paradigma apa yang ada pada permasalah tersebut. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan sebagai berikut yaitu  Individu lawan masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

3. Langkah Ketiga, saya akan menentukan prinsip yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan,. Prinsip-prinsip yang dimaksud yaitu prinsip berfikir berbasis hasil (Ends-Based Thinking), prinsip berfikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking) dan prinsip berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking)  

4. Langkah selanjutnya adalah saya akan menguji keputusan yang saya ambil melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1.     Menentukan nilai-nilai yang bertentangan pada permasalahan yang sedang di hadapi

2.     Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi tersebut

3.     Menentukan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut

4.     Melakukan uji benar  vs salah dalam situasi tersebut.

  • Melakukan Uji Legal yaitu menentukan apakah ada aspek pelanggaran hukum
  • Melakukan Uji Regulasi yaitu menentukan apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut.
  • Melakukan Uji Intuisi yaitu menentukan apakah ada yang salah dalam situasi tersebut berdasarkan perasaan dan intuisi
  • Melakukan uji publikasi yaitu menguji persaan bila keputusan yang diambil dipublikasikan di halaman depan Koran
  • Melakukan uji panutan/ idola yaitu menentukan keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola  dalam situasi tersebut

5.     Menentukan paradigma yang terjadi pada kasus  yang dihadapi

6.     Menentukan prinsip yang akan digunakan

7.     Menentukan penyelesaian yang kreatif untuk menyelesaikan masalah tersebut (Investigasi Opsi Trilemma)

8.     Menentukan keputusan yang akan diambil.

9.     Melihat kembali keputusan yang diambil dan merefleksikannya

Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Kapan saya akan memulai menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan tidak dapat dipastikan apakah hari ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau hari apa. Langkah-langkah pengambilan keputusan ini akan saya terapkan ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika yang memerlukan pengambilan keputusan terbaik yang dapat menguntungkan semua pihak. Jika hari ini mengalami dilema etika maka hari ini saya akan menerapkan langkah-langkah tersebut, jika besok mengalami dilema etika maka besok akan diterapkan langkah-langkah tersebut, dan seterusnya. Harapan saya tentunya ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika saya dapat melakukan pengambilan keputusan dengan memperhatikan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Dalam mengambil sebuah keputusan tidak hanya kita lakukan sendiri saja tentu perlu masukan-masukan dari rekan yang bisa kita ajak berdiskusi dan berbagi sehingga kita mengetahui apakah keputusan yang telah kita ambil ini sudah tepat dan efektif atau belum. Menurut saya orang-orang yang bisa saya jadikan teman diskusi/pendamping dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah rekan-rekan sejawat di sekolah, kepala sekolah, orang tua siswa, siswa, komite sekolah, atau bisa juga pengawas sekolah. 

Demikian pemaparan saya terkait dengan kegiatan tugas modul 3.1.a.7 tentang Demonstrasi Kontekstual modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang saya tuangkan dalam blog ini.

 

 


Thursday, 14 April 2022

Mutiara Hati "On The Street" Sebar Takjil

Karanganyar - Bulan suci Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk kebersamaan dan berbagi dengan sesama, dalam rangka bulan suci Ramadhan 1443 H ini, SDIT Mutiara Hati Ngargoyoso menggelar acara bertema "Mutiara Hati On The Street Sebar Takjil" pada hari Kamis, tanggal 14 April 2022. Acara dimulai pukul 16.30 WIB yang bertempat di Terminal Makutoromo Karangpandan dan sekitar lampu bangjo Karangpandan. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahmi dan solidaritas terhadap warga sekitar serta berbagi takjil untuk persiapan berbuka puasa. Sebanyak 600 bungkus makanan takjil dibagikan kepada para pengguna jalan. Harapannya kegiatan ini menjadi kegiatan rutin yang akan diselenggarakan SDIT Mutiara Hati di bulan Ramadhan sebagai bentuk kepedulian kepada sesama. Terimakasih kami ucapkan kepada pihak Polsek Karanganpandan yang telah memberikan izin. Tak lupa pula kami sampaikan terimakasih kepada pada donatur, orang tua wali murid yang telah membantu dalam pengumpulan dana sehingga acara hari ini bisa berjalan dengan lancar. Fastabiqul khairat, semoga Allah limpahkan keberkahan kepada kita di bulan penuh berkah ini.

Monday, 4 April 2022

Saturday, 2 April 2022

Friday, 1 April 2022

PPDB 2022/2023

 Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2022/2023



FORM ADUAN MASYARAKAT